Love Story : For Love part 3
Di part sebelumnya, Rafa udah berterus terang sama Karra, hmm... apa yang terjadi selanjutnya? langsung aja ya:
“eh, jangan ngaco ya..” kata Karra sambil berlari meninggalkan tempat itu. Kata – kata Rafa barusan membuat jantung Karra tiba – tiba berdegup begitu cepat. Perasaan aneh pun hinggap di hati Karra. Ada apa dengan ku? Batin Karra yang seketika merasakan keanehan dalam dirinya. Perasaan itu sesungguhnya adalah rasa cinta. Namun Karra tak begitu cepat menyadarinya.
Sementara itu, Rafa masih terdiam di belakang gedung sekolah. Rafa masih memikirkan perkataannya terhadap Karra dan reaksi Karra kepadanya. Ada 2 perkiraan kenapa Karra lari begitu saja. Yang pertama, karena Karra merasa malu untuk menaggapinya, dan memilih untuk pergi saja. Atau yang kedua, karena Karra berfikiran untuk menjauh, tidak memperdulikannya dan malah menganggap Rafa hanya ngomong ngaco karena baru saja di gebugin. Rafa pun bangkit dari tempatnya. Badannya yang masih lunglai pun segera menuju ke motornya yang terparkir di pinggir lapangan. Rafa sangat kesal sesudah melihat motornya. Ternyata Ivan dan gerombolannya sudah mengempeskan semua ban motor Rafa. Rafa pun segera membuka hp nya lalu memanggil Alvin, sahabatnya untuk menolongnya. “vin, tolongin gue dong. gue lagi di lapangan basket sekolah. Motor gue kempes nih.” Kata Rafa dengan nafas terengah – engah. “Rafa? Oh, Oke,oke.. gue kesana sekarang. Jangan kemana – mana ok!”. Jawab Alvin dan segera berlari menuju garasi untuk mengambil mobilnya. Alvin pun menjemput Rafa di sekolah, lalu mengantarkannya sampai di rumah Rafa. “vin, thanks ya!” kata Rafa berterimakasih. “iya, sama – sama. Kita kan udah temenan lama. Jadi, gag papalah..” jawab Alvin tulus. “udah, sekarang lo istirahat aja. Muka masih bonyok2 juga..” tambah alvin lagi. Alvin pun berpamitan dengan mama Rafa.
Keesokan harinya,
“kak, cepetan! Ntar Karra telat!” teriak Karra yang terdengar sampai kamar Adrian. “aduh Karra, kakak ada janji nih!” jawab Adrian setengah berteriak. “hah? Trus aku gimana? Masa ya aku jalan kaki,. sekolahku tu jauh, kak!” seru Karra. “yaudah deh, cepetan!” jawab Adrian sambil berlari menuju mobil. “kak! Jangan ngebut dong!” protes Karra karena merasa kakaknya nggak ikhlas nganterin. “eh, kakak ada janji. Kalo dia marah gimna?” seru Adrian. “siapa? Kak Silvi?” tanya Karra. “iya..” jawab Adrian. Karra pun sampai di sekolah. “cepetan turun.. daahhh!” seru Adrian yang langsung tancap gas. “huh,,, kak Yand!” teriak Karra jengkel dan langsung berlari menuju kelasnya. Sebelum sampai kelasnya, ia berpapasan dengan Rafa. Rafa,, duh..! Aku harus ngapain ya? Batin Karra. Rafa berjalan tanpa ekspresi seolah – olah tidak mengenal Karra sama sekali. Aneh, keadaan benar – benar terasa aneh.
Saat jam istirahat, Ivan dipanggil oleh guru BK. Guru BK menanyakan tentang pengroyokan Rafa. Ivan berusaha mengelak. Namun guru BK sudah tidak peduli pada Ivan. Karena memang Ivan terkenal anak paling bandel atau bisa dikatan ndugal (dalam bahasa jawa). Tiba – tiba pintu ruangan BK terketuk. “silahkan masuk!” kata Bu Sisilia, guru BK tersebut. “Bu, ini barang buktinya.” Kata Karra sambil menyerahkan pemukul Ivan yang berlumur darah Rafa. “heh, lain kali kalo mau berantem jangan kroyokan.” Kata Karra sambil setengah menampar muka Ivan dan bergegas keluar ruangan. “masalah ini akan ibu tindak lanjuti. Karena sudah banyak saksi mata dan barang bukti yang menguatkan. Ditambah lagi point kenakalan kamu sudah banyak. Kamu akan secepatnya dikeluarkan!” kata Bu Sisilia kepada Ivan. Semenjak itu, Ivan si biang kerok keributan sudah tidak terlihat lagi.
Di kampus Rendy,
“huh, kenapa sih nih mobil? Selalu aja waktunya nggak tepat. Aku kan lagi buru – buru!” kata Nita jengkel. Kebetulan saat itu Rendy melihat Nita yang jengkel karena mobilnya mogok. “mobil kamu kenapa?” tanya Rendy. “hah? Oh, mobil aku lagi mogok nih!” jawab Nita yang kagum kepada Rendy. “mana, biar aku liat bentar.” Kata Rendy sambil melihat mobil mogok itu. “ini harus dibawa ke bengkel. Mendingan sekarang kamu aku antar pulang, nanti biar temen aku yang ambil mobilmu.” Kata Rendy berbaik hati. “tapi, bayarnya?” tanya Nita cemas karena baru aja bayar kos – kosan dan duitnya lagi pas2an. “tenang, itu gampang. Bsok kamu ambil di bengkel ini.” Kata Rendy sambil menyerahkan alamat bengkel temannya. “makasih ya Rend, kmu baik banget.” Kata Nita yang tersenyum manis kepada Rendy. Nita memang dari dulu menyukai Rendy. Namun Rendy tidak pernah menanggapi Nita, Rendy hanya menganggapnya sebagai teman biasa.
Saat Nita meminta Rendy untuk masuk kedalam kos – kosannya hanya sekedar untuk berbincang – bincang, hp Rendy berbunyi nyaring. Rendy pun segera mengangkatnya. Ternyata Adrian yang menelepon nya. “ya, knapa yand?” tanya Rendy. “eh, kamu bisa jemput Karra nggak? Please.. aku ada acara sama Silvi nih, kamu bisa bantu aku kan, sob?” pinta Adrian. “oke, oke. Nggak papa kok.” Kata Rendy. “yaudah, thanks ya, rend!” kata Adrian. “yo’a sama2.” kata Rendy. “ada apa rend? Yuk, masuk dulu.” Tawar Nita. “aku ada urusan yang mendadak nih, penting lagi. Jadi, sory ya. Aku harus pergi sekarang.” Jawab Rendy. “yaudah deh.” Kata Nita murung. Rendy pun segera menuju SMA Karra.
Sesampainya di SMA Permata Bangsa,
“Karra!!” teriak Rendy memanggil Karra. Itu kan, Rendy. Temennya kak Yand. Ngapain dia kesini? Batin Karra sambil mendekat. “loh, kak Rendy? Ngapain kesini?” tanya Karra. “Adrian nggak bisa jemput kamu, dia minta aku yang jemput kamu.” Jawab Rendy sambil tersenyum manis. “oh, yaudah deh. Yuk kita pulang.” Kata Karra sambil melangkah masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil, keadaan sunyi banget. “kamu kenapa?” tanya Rendy memecah kesunyian diantara mereka. “lagi bete aja.” Jawab Karra yang lagi BM. “Aku akan ajak kamu ke suatu tempat yang bisa ngilangin rasa bete kamu.” Kata Rendy bersemangat. “Beneran? Kemana?” tanya Karra. “ada deh, jawa Rendy sambil senyum – senyum.
Haha.. penasaran kan, kelanjutannya? Bagaimana hubungan Rafa dan Karra? Rendy mau bawa Karra kemana ya? .. tunggu di part 4 nya ya!!!
0 komentar