Aku hanyalah manusia
biasa yang sangat menginginkan seseorang yang sempurna. Namun, apakah aku
pantas untuk dia? Aku ingin hatinya, aku ingin cintanya, aku ingin semua yang
ada pada dirinya. Namun sekali lagi, apakah aku pantas untuk dia? Bagaikan
punuk yang merindukan bulan, kamu hanya mimpiku yang tak pernah terwujud. Aku
tahu, menyukaimu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku. Aku bisa menutup mata
untuk tak melihat senyumanmu. Aku bisa menutup telinga untuk tak peduli
denganmu. Namun, satu yang tidak bisa aku tutup, yaitu pintu hatiku. Aku tidak
bisa memungkiri bahwa hati ini terbuka lebar untukmu. Entahlah, ingin sekali
aku menutup rapat – rapat. Mencoba untuk seperti dulu lagi. Dulu aku pernah
berjanji, untuk menutup pintu hatiku entah untuk siapapun itu. Sampai kau
datang tanpa permisi membuka hati ini untuk kau masuki. Aku telah mengingkari
janji itu. Kini, kubiarkan kau seenaknya datang dan pergi. Aku tidak ingin
muluk – muluk seperti apakah aku ada di hatimu? Pertanyaanku sederhana, apakah
aku pernah melintas dipikiranmu? Apakah sedetik kau mengingatku atau
memikirkanku?
Waktu telah berlalu,
dan bumi tetap berotasi. Kini, semakin sering aku melalui hari – hariku sepi
tanpamu. Kini, semakin jarang aku melihat senyummu, mendengar suaramu. Dulu,
kita sering berpapasan. Dulu, kita sering tak sengaja bertatapan dan
mengalihkannya sedetik kemudian. Namun, kapan moment itu akan terulang lagi?
Setiap hari aku menunggu kejadian – kejadian itu terulang lagi. Kamu adalah
semangatku. Kamu bisa membuat hari – hariku menyenangkan. Dengan tersenyum
kepadaku, kau membuat dunia ini menjadi lebih indah. Namun, kini aku sering bad mood. Sering berangkat siang, sudah
tidak bersemangat untuk menjalani rutinitas yang sama setiap harinya. Hanya
dengan melihatmu, mendengarmu, dan bersamamu, dunia ini menjadi lebih berwarna
dan kau membuatku utuh untuk menjalani hidup. Dimana sosok yang setiap hari
kunantikan? Kenapa kamu jarang ke kelasku. Kapan kamu akan menjadi bakpao
coklat termanisku lagi di pagi hari? Untuk hari – hariku selanjutnya, aku
berharap untuk bisa bertemu denganmu lagi.
Dari
Teh Hangat yang selalu merindukan Bakpao Coklatnya..
0 komentar