Pages

Jumat, 16 November 2012

Kuingin Dia, Bakpao Coklat yang Sempurna


Aku hanyalah manusia biasa yang sangat menginginkan seseorang yang sempurna. Namun, apakah aku pantas untuk dia? Aku ingin hatinya, aku ingin cintanya, aku ingin semua yang ada pada dirinya. Namun sekali lagi, apakah aku pantas untuk dia? Bagaikan punuk yang merindukan bulan, kamu hanya mimpiku yang tak pernah terwujud. Aku tahu, menyukaimu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku. Aku bisa menutup mata untuk tak melihat senyumanmu. Aku bisa menutup telinga untuk tak peduli denganmu. Namun, satu yang tidak bisa aku tutup, yaitu pintu hatiku. Aku tidak bisa memungkiri bahwa hati ini terbuka lebar untukmu. Entahlah, ingin sekali aku menutup rapat – rapat. Mencoba untuk seperti dulu lagi. Dulu aku pernah berjanji, untuk menutup pintu hatiku entah untuk siapapun itu. Sampai kau datang tanpa permisi membuka hati ini untuk kau masuki. Aku telah mengingkari janji itu. Kini, kubiarkan kau seenaknya datang dan pergi. Aku tidak ingin muluk – muluk seperti apakah aku ada di hatimu? Pertanyaanku sederhana, apakah aku pernah melintas dipikiranmu? Apakah sedetik kau mengingatku atau memikirkanku?

Waktu telah berlalu, dan bumi tetap berotasi. Kini, semakin sering aku melalui hari – hariku sepi tanpamu. Kini, semakin jarang aku melihat senyummu, mendengar suaramu. Dulu, kita sering berpapasan. Dulu, kita sering tak sengaja bertatapan dan mengalihkannya sedetik kemudian. Namun, kapan moment itu akan terulang lagi? Setiap hari aku menunggu kejadian – kejadian itu terulang lagi. Kamu adalah semangatku. Kamu bisa membuat hari – hariku menyenangkan. Dengan tersenyum kepadaku, kau membuat dunia ini menjadi lebih indah. Namun, kini aku sering bad mood. Sering berangkat siang, sudah tidak bersemangat untuk menjalani rutinitas yang sama setiap harinya. Hanya dengan melihatmu, mendengarmu, dan bersamamu, dunia ini menjadi lebih berwarna dan kau membuatku utuh untuk menjalani hidup. Dimana sosok yang setiap hari kunantikan? Kenapa kamu jarang ke kelasku. Kapan kamu akan menjadi bakpao coklat termanisku lagi di pagi hari? Untuk hari – hariku selanjutnya, aku berharap untuk bisa bertemu denganmu lagi.

Dari Teh Hangat yang selalu merindukan Bakpao Coklatnya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar