Akhir - akhir ini, aku enggan untuk menulis tentang cinta. Enggan untuk bercerita tentang perasaanku kepada dia. Enggan untuk membiarkan jemariku menekan setiap huruf pada keyboard. Enggan untuk membiarkan perasaanku mengalir dalam tulisan. Apakah karena pertemuan kita yang sudah lama tidak terjadi? Dimana kamu, pemilik sepasang bola mata yang selalu kunanti? Bagaimana kabarmu, pemilik sepasang bola mata gelap yang selalu menyipit setiap kali kamu tersenyum? Aku sudah mencoba untuk melupkanmu. Mungkin perasaanku sudah memudar, tetapi entah mengapa sepasang bola matamu selalu kuingat dan tidak pernah bisa kulupakan. Andai Tuhan menciptakan seseorang yang memiliki sepasang mata seperti matamu dan dia tercipta untuk mencintaiku sepenuh hati, Aku akan tidak pernah sekalipun menyia - nyiakannya. Aku berjanji.
Aku tidak paham cinta. Apa arti sebernarnya dari cinta? Ketika setiap kali orangtuaku bertengkar karena hal sepele. Aku semakin bertanya - tanya, apakah cinta punya masa kadaluwarsa? Aku sering membaca kisah tentang cinta, bahkan mengoleksi novel tentang cinta. "Apakah Cinta hanyalah akal - akalan penulis untuk menjual bukunya saja?" -Dwitasari- . Seandainya aku bisa melihat masa depanku kelak, aku ingin sekali mengetahui. Apakah pada akhirnya aku menemukan arti cinta yang sebenarnya? Apakah pada akhirnya aku menemukan cinta? Menemukan sosok yang dapat membuatku percaya bahwa novel tentang cinta sejati itu benar. Bahwa cinta tidak memiliki kadaluwarsa. Sehingga aku tidak perlu lagi takut. Namun masa depan tetaplah menjadi misteri agar aku dapat memahami setiap prosesnya.
Aku hanyalah manusia biasa yang selalu bermimpi untuk menjadi manusia yang sempurna. Apakah cinta hanya milik orang - orang yang cantik? seperti kebanyakan film selalu diperankan oleh orang cantik yang memiliki anugerah fisik yang nyaris sempurna. Apakah orang biasa sepertiku hanya akan selalu menjadi peran pendukung? Apakah orang yang tidak cantik tak berhak untuk memiliki kisah cinta yang menyenangkan? apakah hanya akan memiliki kisah cinta yang biasa? atau bahkan tak memiliki?
Semakin lama aku memikirkan tentang cinta, rasanya semakin konyol saja. Entahlah, aku tak paham tentang cinta. Bahkan mungkin tak percaya. Cinta ataukah hanya nafsu yang selama ini mereka bicarakan? mungkin jika dewasa kelak aku akan paham tentang cinta.
Cinta, cinta, cinta.. ah... sudahlah! cinta hanyalah omong kosong. Terlalu geli untuk disebutkan.
0 komentar