Aku menulis ini ketika ingatanku menemukan sosokmu yang telah terkubur dalam bersama kengan - kenangan yang lain di masa lalu. Perpisahan kita tak sedramatis sinetron, tak seromantis film, juga tak setragis novel. Perpisahan kita sangat sederhana. Begitu sederhana hingga kau cepat melupakan semuanya. Mungkin selamanya kamu takkan pernah bisa kulupakan. Meskipun pernah ada masa dimana aku benar - benar melupakanmu. Tapi pada akhirnya aku akan mengingatmu kembali. Mengingatmu sudah menjadi kebiasaan bagiku. Sulit untukku membiasakan kebiasaan baruku yaitu kebiasaan untuk melupakanmu.
Kamu akan selalu menjadi yang pertama. Kamu yang pertama yang pernah melangkahkan kaki ke dalam rumahku, kamu yang pertama yang pernah mengaitkan jemarimu dengan jemariku dengan penuh rasa sayang dan rasa percaya, dan kamu yang pertama yang dulu pernah mengisi setiap sudut kekosongan hati ini.
Apakah kau tahu? dalam setiap doa aku menyebut namamu. Berharap aku bisa melupakanmu dan menemukan sosok yang lain. Tapi aku tak bisa. Hanya sekedar rasa sesaat, tak pernah bisa bertahan lama. Ketika kamu menyukai seseorang, rasa itu akan berangsur - angsur menghilang apabila orang yang kamu suka tak pernah menanggapinya. Begitulah yang kurasakan. Tak ada yang seperti kamu, masa laluku. Tak pernah ada lelaki sepeduli kamu kepadaku.
Mungkin ini yang namanya rindu. Aku merindukan saat bersama kita dulu. Aku merindukan saat dimana aku merasakan kembang api bila di dekatmu. Aku merindukan saat matamu mengunci mataku. Aku merindukan setiap kenangan kita menjadi nyata. Bisakah kau datang sekarang juga? meskipun hanya sekedar menyapa. Meskipun hanya sekedar memberikan senyum unikmu. Aku tahu itu tak mungkin terjadi. Tapi apa salahnya jika memohon? Memohon kepada Tuhan untuk dipertemukan kembali. Agar aku bisa memperbaiki segala kesalahanku dulu. Memperbaiki setiap tutur kataku. Memperbaiki segala sikapku. Memperbaiki hubungan kita yang selalu rapuh meskipun kita telah saling mengenal begitu lama. Aku ingin bersikap lebih dewasa.
Seandainya aku bisa memutar waktu. Namun sayangnya tak bisa. Seandainya doaku terkabul, aku ingin berdoa agar kau kembali. Jika tidak bisa, aku ingin doaku untuk bisa melupakanmu terkabul.
Untuk Yang Sempat Terlupakan, kali ini aku mengingatmu. Begitu dalam ingatanku kali ini hingga menginginkan untuk bisa bersamamu kembali. Untuk yang sempat terlupakan, aku ingin tak pernah ada perpisahan diantara kita. Untuk yang sempat terlupakan, aku ingin kau membaca surat cinta ini :)
0 komentar