Aku menyukaimu dalam diam. Aku selalu mengamatimu dalam jarak sejauh beberapa bangku. Tempat favoritku adalah tempat dimana aku bisa melihatmu dengan jelas. Aku menyukai wajah seriusmu dan kerutan keningmu. Tapi aku lebih suka saat matamu menyipit dengan kerutan diujung matamu jika kamu tersenyum lebar. Deretan gigimu yang cukup rapi akan tampak jelas ketika kamu tersenyum lebar. Dalam beberapa momen aku bisa diam terpaku menatap lurus ke arahmu. Apa yang sesungguhnya sedang kamu pikirkan?
Akhir - akhir ini kamu sering membolos kelas demi suatu acara sekolah. Segitukah tanggung jawabmu? ya, memang. Dan tak jarang aku melihat ekspresi lelah di wajahmu. Kerutan kening lelah dan sorot mata yang melemah. Bahu ini selalu siap untuk menopang rebahan kepalamu. Tak hanya bahu, bahkan hati ini siap untuk selalu mendorongmu. Namun akankah kau mampir sebentar untuk meletakkan segala rasa lelahmu di atas bahu yang selalu kosong ini? Kapan kamu akan menyadari bahwa aku ada? kapan kamu akan mengetahui bahwa aku tak hanya ada namun selalu memperhatikanmu? Apakah ini hanya masalah waktu? Atau masalahku karena mencintai sepihak? yang selalu melihat tapi tak terlihat. Yang selalu mengerti tapi tak pernah dimengerti. Yang selalu mengamati tapi tak pernah diamati.
huh.. Seandainya saja kamu melihatku. Seandainya saja kamu mau menatap lurus kedua mata ini. Kamu akan tahu sebuah rahasia hati yang telah lama kusimpan dengan hati - hati. Namun saat kau tahu semuanya, itu tak akan menjamin bahwa cinta ini akan berbalas. Jadi mungkin percuma saja jika kau tahu. Dan mencintaimu secara diam - diam adalah pilihan terbaikku saat ini.
Untuk Sepotong Biskuit
Dari Teh Hangat
0 komentar